Minggu, 12 Desember 2010

berlalunya waktu



Senja pun berlau hingga Mentari pagi bergerak perlahan, meninggalkan peraduannya, untuk menerangi bumi. Detik demi detik berselang, berganti menit, kemudian jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Kini……Tak terasa, waktu begitu cepat berlalu.Waktu ternyata berlalu sangat cepat ! Hari berjalan bagaikan kilat. Benarkah Anda juga merasakan seperti itu ? Ataukah karena kita hidup di zaman teknologi internet? Mungkinkah waktu berhenti ketika kita berada jauh dari hiruk pikuk kota?

Saya kira sama saja. Waktu dimanapun berjalan bagaikan pesawat concorde yang terbang melebihi kecepatan suara.
Saatnya kita berhenti sejenak, berzikir dan merenungkan mengenai betapa mahalnya waktu yang kita miliki. Waktu adalah uang, kata orang Barat. Setujukah Anda seperti itu ? Saya tidak termasuk yang menganut waktu adalah uang. Waktu adalah kehidupan dan pengabdian. Waktu adalah modal penting untuk memperbanyak kebaikan buat bekal dalam perjalanan kehidupan dalam dimensi lain.

Waktu adalah kekayaan sangat besar yang sering terlupakan. Saat kita menghitung tabungan kita tahu berapa isinya. Namun kekayaan waktu tidak akan kembali. Hari ini berlalu tak bisa kembali, hari esok ditunggu tetapi tidak tahu apa yang akan terjadi. Yang bisa dibuat adalah merencanakan kehidupan lebih baik dari hari yang sudah lalu.
Mungkin karena terlalu dibelit oleh rutinitas kehidupan terkadang kita jadi lupa akan satu karunia terbesar yang pernah manusia miliki, waktu. Setiap hari ketika menjalani kehidupan tak lepas setiap insan pasti harus berhadapan dengan bagaimana ia bisa mengoptimalkan waktu yang dimilikinya.Lihatlah di jalan-jalan raya ketika pagi dan sore hari, jalanan penuh sesak dengan kendaraan yang kalau kita resapi makna sebenarnya diberi judul mengejar waktu. Tengok juga kehidupan para manajer proyek yang setiap harinya bergelut dengan tenggat waktu, bertempur habis-habisan demi untuk memenuhi dead-line. Kalau terlambat akibatnya gawat. Sempatkan juga menengok para pekerja film, mengejar tayang sudah menjadi kegiatan rutin. Demikian fokusnya mengejar hasil dan target sehingga hampir sebagian besar orang melupakan nilai dari waktu.Cobalah berhenti sejenak untuk merenungkan usia kita. Rasanya baru saja kemarin kita memakai seragam SMP , bersenda gurau dengan teman di sekolah eh sekarang sudah jadi manusia dewasa yang serius. Rasanya baru beberapa hari yang lalu bercengkrama dengan seorang sahabat eh tiba-tiba sekarang dia sudah pergi di panggil Sang Pemilik Kehidupan.Salah satu karakteristik waktu adalah ia cepat pergi berlalu!. Mungkin sudah saatnya bagi kita untuk berhenti sejenak mengevaluasi diri, sudah setua ini apa saja hikmah kehidupan yang sudah bisa di ambil? Pertanyaan yang saya sendiri sedang berusaha menjawabnya. Rambut mulai beruban, wajah mulai ada kerutan, badan mulai melar tidak karuan, bukankah bagi pencita hikmah itu adalah sebuah tanda?Seorang sahabat bijak pernah mengingatkan, “kita sudah masuk waktu Ashar!” artinya sudah dekat Maghrib dan Isya dan setelah itu? Hhhmmmm…..Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah: Apakah kehidupan kita selama ini telah mampu kita ambil manfaatnya? Beruntungkah kita? Atau jangan-jangan jalan hidup ini hanya berisi kesia-siaan?
Padahal, masih amat sedikit ilmu dan pengalaman yang kita peroleh, masih sedikit amal yang terlaksana, sementara masih sangat banyak pekerjaan yang belum tersentuh, dan masih banyak amal yang terabaikan, namun waktu tak bisa kembali diputar, untuk dikembalikan ke saat semula. Dan…..menyesali diri tanpa disertai perbaikan pun bukanlah hal yang berguna.
Alloh ta'ala berfirman:” Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”(Q.S.Al ‘Ashr: 1-3).
Sungguh amat merugi bila kita gunakan waktu ini untuk sebuah kesia-siaan. Karena melakukan sebuah amal saleh pun kita harus berhitung dengan cermat. Jangan-jangan diantara amal saleh kita ada terselip perasaan ria, jangan-jangan diantara amal saleh kita ada asa untuk memperoleh pujian, jangan-jangan diantara amal saleh kita ada pamrih yang tak terkatakan, Semoga kita terlindung dari semua itu.
Alloh mengingatkan kita dalam firman-Nya : “Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baikanya. (Q.S. Al Kahfi : 103-104).
Sahabat, selagi masih ada kesempatan untuk berbuat, marilah kita gunakan sisa usia kita sebaik-baiknya, tuk menghimpun bekal menghadap Sang Pencipta. Agar kita tak menyesal di kemudian hari, karena telah menggunakan masa muda untuk mengerjakan hal yang sia-sia.

wallohu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar