Sabtu, 08 Desember 2012

ku usik lelapmu

Mungkin air hujan yang kau tadah dengan kaleng susu bekas untuk kau minum..
Sedangkan aku menikmati hujan dengan hitam kopiku siang ini, hanya dengan kalimat “tolong buatkan..”
Mungkin aspal keras diatas bumi yang kau jadikan alas untuk tid
urmu..
Sedangkan aku menikmati empuknya kasur dengan selimut berwarna indah..lalu kubiarkan si bibi yang merapihkan bekasnya...
dan mungkin mimpi dalam tidurmu adalah satu satunya cara untuk mendapatkan dunia dan warnanya..
sedangkan aku kebingungan mencari sudut ruangan mana lagi yang belum terisi perhiasan..

tidurlah dik..
dan biarkan kubisikkan beberapa kalimat dekat ke telingamu..
"Bahwa KEKAYAAN tidak selalu membuat kita BAHAGIA…
karna bisa jadi… KEMISKINAN LEBIH BERTABUR KEISTIMEWAAN..
lalu TEBARKAN BIBIT ASA DI LADANG WAKTU MUSTAJAB PADA MUSIM LUKA,
Hingga akhirnya…
penderitaan akan menjadi bumbu terbaik untuk mendapatkan SAJIAN SURGA…”
semoga..


maaf kuusik lelap tidurmu..
Gara…(semoga Allah ta'ala merahmatinya)

potret buram negri ini

Potret buram negeri basa basi…

Tentang generasi yang lahir, dari Rahim Rahim perempuan berpakaian seksi…
Tentang perempuan pendidik yang mulai berani memuja berhala Sembilan centi berkepala api...
Menghisap asap berbau busuk selepas mengaj
ar..
Atau tentang siswa taman kanak kanak, yang belajar membaca dari tulisan tulisan yang terpampang jelas di baleho baleho politik…
Nyanyikan lagu kebangsaan sambil tak tau warna bendera sendiri…

lelah dengan dunia

Lelahkah hati dengan dunia..?
Menangiskah mata karna harta..?
Terlukakah rasa karna cinta..?
Penatkah jiwa dengan hingar bingar musik dan nyanyian..?
Lalu dimanakah ayat ayat langit…?
Yang mungkin sudah tiga ratus enam puluh hari tak terden
gar..
Telinga tertutup debu debu dunia..
Hati terpaut harta benda..
Jiwa terpasung tawa dan hura hura..
Wibawa tertipu cantiknya raga..
Lalu dimanakah ayat ayat langit..?
Yang mungkin sudah tiga ratus enam puluh hari tak terbaca..
Bacalah… atau dengarlah…
Susunan kalimatnya menyejukkan hati dari duka..
Lantunannya jauh lebih bermakna dari musik dan nyanyian yang ada...
Bacalah… atau dengarlah…
Jika hati yakin bahwa Penduduk langit masih ada..
Bacalah… atau dengarlah…

Gara…

Selasa, 04 Desember 2012

persembahan..bait-bait kata dari abu al-bani rohimahullahu ta'ala

Aku adalah musuh..!!!
bagi mereka yang memusuhi Abu Bakar, Umar, Aisyah, juga para Shahabat Nabi shollallahu 'alahi wasallam

Adi !!!!!

*******************************

Nanti..., 
suatu saat.., 
kepenatan ini akan berakhir…, 
mungkin malam, atau siang, atau bisa jadi diantara keduanya, 
tentang dunia dan segala kesibukannya.., 
dari harta, cinta, dan berbagai macam warna dunia yang bisa merubah hitam putihnya hati.

Tawa dan tangis ibarat saudara kembar yang tak terpisahkan, 
dan aku…masih memiliki sisa cinta, yang bisa membuatku tertawa, atau bahkan menangis, 

seperti malam, masih memiliki gelapnya, yang bisa melelapkan atau mungkin menakutkan..

Seperti hari, dan arah angin yang sudah diatur,
begitupun dengan tubuh dan ruh..,
tangan dan kaki.., 
akal dan hati..,
pertemuan dan perpisahan.., 
keinginan yang tak tertahankan.., 
ketentuan yang sudah berjalan.., 
sampai akhirnya…. aku terjebak!!! Terhentak!!! 
dialur cerita yang tak terduga,
didegup jantung yang berbeda, 
dipagi yang tak sama,…
ketika pintu yang kubuka…….
ketika datang susunan cerita yang pernah terangkai dalam hayalan,..
lalu… ah.. aku terlalu lelah dengan kisah cinta, terlalu berat kupikul rangkaian katanya..

Mungkin,… sore nanti….. bunga mawar akan segera layu…
Kupetik….kutatap… kuberikan sedikit garis dibibir… lalu kukatakan…. "Dimana harus kusimpan katakataku….tentang cinta… yang bisa membuatku bahagia… atau mungkin meneteskan airmata…."

Adi…
-------------------------------------------------------------------

Dan bukan salahnya jika hati ini tercuri, 
hingga harus tertunduk dan mengangkat kedua tangan, 
lalu merangkai kata-kata dan meminta kepada Nya, 
hingga akhirnya aku harus bersyukur karena gembira, atau bersabar karena kecewa

Mungkin harusnya aku terbangun lebih awal.. 
membuka mata lebih lebar, 
dan mempersempit ruang gerak untuk menghayal, 
tapi… dia datang lebih awal, tanpa ayunan langkah kaki, 
masuk kedalam pikiranku, 
membuka pintu “andai” lebar lebar..
Oohhh.. kasihan sekali hatiku, tertindih oleh keinginan yang tidak mungkin.. MUNGKINKAH TIDAK MUNGKIN..??

aku masih menjadi nafas bagi kisahku, 
penaku terus bergoyang, menari tarian yang tidak berirama

aku tahu siapa dia.., 
yang berselimut di gelapnya malam, yang tidak bisa kujamah dalam nyata…
yang hanya bisa kuceritakan dalam tulisan, terkunci di hati yang terdalam, bisikanku tidak terdengar …
hatiku telah tercuri ….

Adi..
----------------------------------------------------------

Minggu, 15 April 2012

embun pagi

Udara dingin
langit biru mengambang awan putih tertunda
derak-derak kabut tipis seterngahnya tertumpah
ke bawah,
 Ini bukan kota, desa atau apa pun
tempat orang-orang singgah dan merindukan
perjumpaan kembali.
Ini adalah padang sepi dan tandus,
buas dan melata. Sepi, belum beranjak
jauh tingkah lengking burung-burung pagi
menghamba cahaya-cahaya hangat
masih belum ada.
Pagi, yang menghujamkan seribu bahasa
Dimulai saat ejaan kata tak lagi mengisyaratkan wacana
Tercucur sudah darah-darah mengalir di kediaman angan
Menghela nafas…

Rabu, 25 Januari 2012

Ceritanya tak akan pernah usai..

pinjamkan aku hatimu sebentar, agar aku paham;
apa yang engkau rasakan atas apa yang tak dapat aku rasakan,
dia akan melakukan apa pun, jika hal itu untuk kebahagiaan anaknya.
dia akan selalu mencintai kita,
dengan doanya.. dengan air matanya...
aku malu…..pada mu

begitu besar pengorbanan mu

untuk ku………

namun ku tak bisa membalas nya.

Saat dewasaku
Tak ingin ku menjadi saksi beribu pilumu

engkau memang cantik tapi..

Hmm.. kamu cantik tapi kenapa kamu tidak cantik dimata kami?Kamu sholat tapi mengapa kamu tidak menjadi mulia dengannya?Apalah kamu tidak sadar dengan apa yang kamu pakai dan kamu lakukan?wahai ukhti..?Apakah kamu tidak sayang dengan dirimu sendiri. Duh..ukhti kamu itu memang sangat cantik dalam bentuk fisik, tapi mengapa kamu begitu murah. Sehingga kamu terkesan tidak ada nilai sama sekali dimata kami kaum adam. Kamu ingin mendapat penghargaan dari mata kami kaum adam. Tapi malah sebaliknya yang kamu dapatkan. Tak jarang jika dimata kami, kamu hanyalah penghias bumi saja. Yang seketika akan rusak dan usang dimakan waktu. Tak lebih. Maafkan kami duhai ukhti bila engkau marah kepada kami kaum adam. Kami menilai dari apa yang kami lihat. Benar, kamu memang cantik duhai ukhti. Tubuhmu sempurna,matamu indah dan tinggimu semampai, tapi apa itu berguna jika semua itu menjadi barang yang basi. Kami merasa sudah jemu tatkala setiap hari kamu hanya bisa memamerkannya. Berjalan dihadapan kami dengan berlenggang dan dihiasi dengan wanginya aroma parfummu yang menyengat hidung kami. Jangan salahkan kami tatkala kamu memang seperti wanita yang menjajakan dirinya dimalam hari. Karena dimata kami kamu dan mereka tidak ada bedanya. Sungguh amat kami sayangkan dirimu kelak duhai ukhti. Tatkala tanah, papan, dan pakaian kebangsaan telah dikenakan serta menjadi teman setia.

Selasa, 24 Januari 2012

Ketekunan Belajar Para Ulama Salaf

Para Ulama salaf mencari ilmu syar’I dengan semangat dan bersungguh-sungguh, tekun belajar dan memberikan seluruh waktunya untuk menulis, menghafal, dan mengarang. Hingga akhirnya, ilmu syar’I menjadi kenikmatan dan surga pun mereka rasakan.
Ibnu Uqail menceritakan ketekunannya dalam membaca dan meraih ilmu. Beliau berkata, “Sesungguhnya tidak halal bagiku untuk menyia-nyiakan sedikit dari waktuku tanpa faedah, hingga bila lisanku berhenti dari belajar menghafal dan berdiskusi, mata aku berhenti dari membaca buku, maka aku menggunakan pikiranku ketika istirahat. Aku tidaklah bangun kecuali sudah terlintas dalam benakku apa yang akan aku tulis. Aku merasakan semangat belajar ilmu ketika berusia delapan puluh tahun melebihi semangat yang aku rasakan ketika berusia dua puluh tahun.”

Imam Nawawi pada awal belajarnya, setiap hari membaca dua belas buku pelajaran kepada para gurunya lengkap dengan penjelasan dan koreksiaannya. An-Nawawi berkata, “Aku mengomentari semua yang berkaitan dengan penjelasan-penjelasan kitab yang sulit, atau kalimat-kalimat dan tata bahasa yang sulit. Allah memberikan barakah pada waktuku dan kesibukkanku, serta membantuku.

bergelut dengan alam

Tak pernah aku jenuh memandang alam pegunungan yang begitu indah. Ku melihat puncak pegunungan itu begitu dekat. Tertutupi dengan awannya yang tipis. Bagaikan tertutupi tirai yang mulai tesibak perlahan-lahan. Udara pagi yang dingin dan begitu sejuknya Sungguh sangat melegakan paru-paru ini. Kembali lagi aku melihat ke arah pegunungan.
Masih terlihat kerlap-kerlip lampu yang belum dimatikan. Titik-titik bangunan rumah tersembunyi di antara rimbunan pepohonan. Gunung itu terlihat begitu dekat sekali. Seakan-akan hanya tinggal beberapa langkah saja. Dan hanya sekejap saja aku dapat sampai ke puncaknya. Puncaknya yang menjulang tinggi bagaikan mencium langit.
Aku ingin sekali dapat mencapai puncaknya. Kapankan aku dapat pergi ke puncak gunung itu. Aku rindu dengan suasana alam yang begitu indah dan nyaman. Rindu dengan udaranya yang segar, bau pepohonan, gemerisik suara ranting-ranting pohon yang tertiup angin, aliran sungai yang mengalir dengan bersih, suara burung-burung yang bernyanyi .......
Aku benar-benar merindukannya. Namun saat ini aku hanya bisa memandangmu saja. Suatu hari nanti aku pasti akan datang ke tempat mu. Pasti aku akan datang ke tempat mu, pasti .......
(insyaAlloh ta'ala)
Semilir angin pegunungan
Melintasi setiap lekukan lembahan
Meski panas mentari senja menyengat
Hijau terhampar
Hasilkan udara segar
Tanah gembur penghasil kehidupan
Satwa liar bebas berkeliaran
Tersaji dalam satu kawasan
Terdapat dalam rimba raya penuh petualangan
Kita semua kagum melihatnya
Kita semua ingin memilikinya
Bahkan kita ingin jadi kaya karenanya

Aku berjanji untuk kembali
mengingat kembali hijaunya ibu pertiwi

*dari olahan berbagai kawan