Minggu, 12 Desember 2010

ketika alam menyapa



segala puji hanya bagi Alloh ta'ala kita memuji-Nya serta memohon pertolongan dan ampunan-Nya.sholawat dan salam semoga di limpahkan kepada Rosululloh shollallohu'alaihi wassalam,keluarga,para shahabatnya,dan siapa saja yang mengikuti petunjuknya hingga hari kiamat.


Hidup ini mungkin bisa dilukiskan bagaikan pendakian gunung tak dikenal. Ada banyak sekali keindahan dan kenikmatan yang dapat dialami, namun juga ada banyak tantangan, ujian dan bahkan bahaya yang mengancam. Pemandangan yang luar biasa, kebersamaan dan solidaritas yang terbentuk, dan terutama puncak yang diharapkan dapat diraih membuat hati para pendaki diliputi kebahagiaan. Namun sebaliknya jurang, dinding terjal, jalan curam, angin dan dingin yang menusuk, dan mungkin juga jalan buntu, bisa membuat sang pendaki sangat letih, gamang, kecut dan kehilangan semangat. Sang pendaki yang lemah fisik dan mental bisa saja akhirnya frustrasi dan lantas menyerah, urung meneruskan pendakian. Sebagian malah bisa celaka atau tersesat. Seringkali hanya semangat, harapan, tekad membaja, dan sekaligus kerendahan hati sajalah yang dapat mengantar sang pendaki sampai di puncak.Tantangan, godaan dan ancaman adalah keniscayaan atau tidak terelakkan. Karena banyaknya dan beratnya masalah kita bisa saja di suatu ketika merasa goyah, gamang, letih atau bahkan kehilangan semangat.

“Kabut tebal merayap di permukaan tanah merah yang rapuh. Sementara badai dingin mulai datang menerjang dan menghempaskan apa saja yang dilaluinya.


Pagi itu, Gunung Gede telah menyambut kami. Dengan bentuknya yang besar, ia membentuk siluet biru keabu-abuan yang tersamar dibalik tipisnya kabut, sangat gagah menawan, dengan dinding granit perak berkilauan ditimpa sang mentari pagi laksana mahkota raja bertahta tiara.
Memang ia terlihat gagah, nampak tegar. Namun ketegarannya adalah sebuah kerapuhan. Memang ia terlihat statis dan tetap, nampak lamban mengalami perubahan. Namun sesuatu yang tetap itu adalah perubahan itu sendiri. Berjuta manusia menginginkan gunung itu tetap tegar seperti apa adanya. Namun tidak dapat dipungkiri, perubahan akan terus menggerogotinya hingga akhirnya ia rapuh. Dan ketika ia rapuh dan tidak mampu lagi menahan tekanan dari luar, maka berjuta manusia itu harus siap dengan bencana..
Satu-persatu datang silih beganti, peristiwa-peristiwa yang menghiasi perjalanan ini, yang tertoreh direlung hati ini. Teman, sahabat berlalu memberikan nuansa indah disetiap pengelanaan. Memang, perasaan akan kembali bersemangat jika jiwa kembali dipuaskan oleh indahnya pemandangan alam pegunungan. Sejuput demi sejuput kenikmatan selalu hadir menghapus sejenak penat rutinitas kerja semingguan untuk menempuh karir
Seiring dengan waktu alam banyak memberiku hal-hal yang sangat positif, Alhamdulillah, setidaknya kita bisa mengambil hikmah dari sepenggal perjalanan ini. Sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan.
sungguh sebuah perjalanan seseorang yang terus berpacu dengan masa hingga kenikmatan untuk melihat ciptaan-Nya,hari itu seorang hamba begitu merasakan nikmat dan indahnya semerbak pesona alam yang sungguh membuat semua makhluk tertunduk,mahasuci Alloh dari segala yang telah di ciptakan.
dan hendaknya seorang hamba bersyukur atas nikmat yang telah Alloh ta'ala berikan pada kita.dari sinilah kita bisa mengambil manfaat dari apa yang telah kita lakukan.
Alam pegunungan nan indah Ditumbuhi pepohonan,hamparan bumi,dinginnya hempasan udara sekitar,sungguh Semua ini menandakan betapa besar dan agungnya engkau ya Robb.
Semua orang pasti mengakui bahwa pemandangan ini indah.
firman Alloh ta'ala:
أَلَمْ نَجْعَلِ الأرْضَ مِهَادًا
Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,
وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
dan gunung-gunung sebagai pasak?,
QS. an-Naba' (78:6-7)
Sadarkah Anda bahwa sebenarnya banyak sekali ilmu dan pelajaran berharga yang bisa kita petik dari perjalanan tersebut, tentu saja selain menikmati keindahan panorama alam yang luar biasa.
“Selalu ada pengalaman menarik dan unik dalam setiap perjalanan, terlebih jika itu adalah perjalanan jiwa..”
Allah subhanahu wata’ala memberikan alam raya ini selain untuk dinikmati, tetapi juga untuk di tafakuri…

“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, hendaknya kalian bertaqwa. Dia lah yang menjadikan bumi sebagai hamparan, dan langit sebagai atap. Dan Dia menurunkan air dari langit (ke bumi), lalu Dia keluarkan (berkat air tadi) segala macam buah-buahan sebagai rizki bagi kalian. Karena itu, janganlah kalian membuat tandingan-tandingan selain Allah, padahal kalian mengetahui” (QS. 2:21-22).



_______________________________________
Dan akhirnya….
Hutan...
Gunung...
hamparan hijau yang menyejukkan hati
terimakasih...
yang telah memberiku pengalaman yang tak ternilai
dalam pencarian jati diri ini
sehingga begitu membekas dan akan terus terbawa
dalam mengarungi kehidupan ini
menyadarkanku ...
memberiku pelajaran mengenai arti kehidupan
dengan kearif'an yang Maha Pencipta
Kau bukakan matahati-ku
agar menjadi lebih bijaksana
dalam pergaulan hidup ini

“Jikalau kamu mencintai Gunung, apabila hujan badai datang maka mundurlah, gunung takkan berpindah tempat. Namun Jikalau Gunung Mencintaimu, maka tinggallah untuk memberikan kesuburan bagi tanahnya, tinggallah dalam dekapannya menuju Sang Pencipta”.

sekian doeloe...
hatur nuhun tuk semua teman2 tercinta dan buat kelaurga bpk novan(sayur asemnya segerrr re''..k)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar